Depersonalisasi dan Simbolisasi Agama dalam Ruang Dakwah Digital: Akseptansi Mahasiswa Semarang atas Cyber-religion
Akseptansi Mahasiswa Semarang atas Cyberreligion
DOI:
https://doi.org/10.18326/imej.v5i2.199-212Keywords:
Agama, media, depersonalisasiAbstract
Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap orientasi masyarakat di semua ranah kehidupan. termasuk agama. Media komunikasi menjadi alat bantu vital yang memungkinkan individu melakukan berbagai aktivitas melalui ruang digital (cyberspace). Cyberspace menjadi ruang interaksi sosial. budaya. ekonomi. politik dan keagamaan. Agama telah diperbincangkan. didiskusikan. diperdebatkan serta dikontestasikan di di dalamnya melalui konsep cyber-religion sebagai bagian dari sub sistem cyberspace yang merepresentasikan literasi hingga praktik keagamaan melalui ruang virtual. Akseptansi mahasiswa dalam cyber-religion menjadi persoalan utama dalam kajian ini. karena terdapat perbedaan akseptansi yang disebabkan oleh perbedaan latar belakang sosio-kultural mahasiswa. Metode kualitatif digunakan untuk menghimpun pengalaman dan pemaknaan mahasiswa terhadap cyber-religion. Terdapat tiga point temuan dalam kajian ini: (1) lahirnya kultur baru yang berdasar pada eksistensi new media dalam kehidupan beragama; (2) Depersonalisasi agama ketika komunikasi keagamaan tidak lagi berdasar pada keberadaan tokoh agama; (3) Identitas dan latar belakang sosiokultural menjadi faktor yang berpengaruh dalam proses akseptansi atas berbagai konten keagamaan di media
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Islamic Management and Empowerment Journal
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.