Integrating the values of Islamic Religious Education in the daily lives of rural families: a gender study
DOI:
https://doi.org/10.18326/ijims.v15i1.57-83Keywords:
Rural family, Gender differences, Dynamics of Islamic religious education, Contemporary, HarmonyAbstract
This study explores how values of Islamic Religious Education (IRE) are integrated into the everyday lives of rural Indonesian families, focusing particularly on gender dynamics and coping strategies in response to contemporary challenges such as social media influence, urbanization, and shifting lifestyles. Employing a qualitative design, data were gathered through participatory observation and in-depth interviews with male and female family members across multiple generations. Guided by a feminist analytical framework, thematic and gender-comparative analyses reveal that core IRE values—tawḥīd (the Oneness of Allah), noble character, ritual worship, social ethics, and the pursuit of knowledge—are deeply embedded in all aspects of family life: women predominantly drive religious education within the home, while men more often lead communal religious practices. Despite modern pressures, rural families demonstrate resilience and adaptability by holding regular family discussions on digital media use, supervising children’s online activities, and preserving traditional religious customs. The novelty of this research lies in its holistic integration of gender analysis within a rural setting combined with an explicit focus on contemporary socio-cultural challenges, offering empirically grounded insights for the development of responsive Islamic education policies and programs.
Penelitian ini berfokus pada bagaimana nilai-nilai Pendidikan Agama Islam (PAI) terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari keluarga pedesaan di Indonesia, dengan menitikberatkan pada perbedaan peran gender dan respons terhadap tantangan kontemporer—termasuk pengaruh media sosial, urbanisasi, dan perubahan gaya hidup. Tujuan studi adalah mendapatkan gambaran komprehensif tentang dinamika transmisi nilai keagamaan dalam setting tradisional dan merumuskan strategi yang tepat untuk pelestarian serta pengembangan PAI di era modern.
Menggunakan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi partisipatif dan wawancara mendalam dengan anggota keluarga pedesaan—laki-laki dan perempuan—dari berbagai generasi. Analisis dilakukan dengan kerangka Feminist Approach, memadukan analisis tematik untuk mengidentifikasi pola integrasi nilai dan analisis komparatif gender untuk menelaah perbedaan kontribusi masing-masing gender. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai PAI—seperti tauhid, akhlak mulia, kewajiban ibadah, etika sosial, dan pentingnya ilmu—telah menjiwai setiap aspek kehidupan keluarga, membentuk landasan moral yang kuat. Perempuan memainkan peran sentral dalam pendidikan agama di ranah domestik, sementara laki-laki lebih aktif memimpin praktik keagamaan di ruang publik. Di samping itu, keluarga pedesaan terbukti resilien dan adaptif; mereka mengadakan diskusi keluarga untuk membahas dampak media sosial, mengawasi konten digital anak, dan mempertahankan tradisi keagamaan sebagai upaya menjaga kesinambungan nilai di tengah modernitas. Kebaruan studi ini terletak pada integrasi analisis gender yang mendalam dalam konteks pedesaan sekaligus penekanan pada tantangan kontemporer, sehingga memberikan landasan empiris untuk merancang kebijakan dan program Pendidikan Agama Islam yang relevan dan responsif terhadap perubahan sosial zaman sekarang
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Syamsunie

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.